Bullying di lingkungan sekolah bukan hanya sekadar tindakan kasar atau ejekan sesaat. Bagi korban, pengalaman ini meninggalkan luka psikologis yang mendalam dan berpengaruh langsung terhadap kehidupan belajar mereka. Rasa takut, cemas, dan rendah diri yang muncul akibat bullying membuat siswa sulit untuk fokus dalam pelajaran. Mereka tidak hanya merasa tidak nyaman berada di sekolah, tetapi juga kehilangan semangat untuk mengikuti proses belajar.
Korban bullying umumnya menunjukkan penurunan motivasi belajar. Mereka sering kali merasa tidak percaya diri dan enggan untuk aktif di kelas karena takut menjadi sasaran ejekan. Bahkan, beberapa siswa memilih untuk membolos atau menghindari sekolah demi menghindari perundungan yang terus-menerus. Akibatnya, prestasi belajar mereka pun menurun drastis karena keterlambatan materi dan minimnya partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, tindakan bullying dapat memicu ketidaksehatan mental dan masalah psikologis seperti stres, depresi, hingga trauma. Masalah-masalah ini membuat siswa kesulitan berkonsentrasi dan mudah lelah secara mental. Akibatnya, kemampuan belajar mereka pun otomatis terhambat dan menurun. Maka dari itu, penting bagi sekolah untuk menetapkan peraturan dan pengawasan yang ketat agar tindakan bullying tidak terjadi, serta memberikan bimbingan secara rutin kepada para korban.