Dalam era digital ini, melihat media sosial telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Salah satu media sosial yang paling populer saat ini adalah TikTok. TikTok menjadi sangat digemari oleh anak-anak dan remaja sejak pandemi Covid-19. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di rumah dan online, sehingga hiburan yang dapat mereka nikmati adalah dengan menonton TikTok. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan media sosial ini menjadi berlebihan hingga membuat anak malas belajar dan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menonton video hiburan.
Media sosial seperti TikTok memang tidak sepenuhnya buruk. Di sisi lain, platform ini juga menyediakan konten edukatif, seperti tips belajar, tutorial, atau motivasi akademik. Namun, karena algoritma TikTok menyesuaikan konten dengan kebiasaan pengguna, anak-anak yang lebih sering mengonsumsi hiburan akan terus terpapar video yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Hal ini membuat fokus mereka mudah teralihkan dan akhirnya sulit mempertahankan semangat belajar secara konsisten.
Dampak penggunaan TikTok yang berlebihan juga bisa memengaruhi cara anak memandang proses belajar. Banyak dari mereka menjadi terbiasa dengan informasi cepat dan visual menarik, sehingga merasa bosan dengan pembelajaran di sekolah yang cenderung lebih lambat dan membutuhkan konsentrasi. Jika tidak diarahkan dengan baik, kebiasaan ini dapat mengikis rasa ingin tahu dan ketekunan anak dalam belajar—padahal dua hal tersebut sangat penting untuk keberhasilan akademik jangka panjang.